Tuesday, March 31, 2015

KH Didin Hafidhuddin: Pengusaha Muslim Perlu Mencontoh Haji Ardju

 Jakarta (SI ONLINE) - Di tengah-tengah persaingan ketat bisnis air minum mineral, dimana saat ini dikuasai air mineral terkenal yang sering muncul pada iklan di televisi yang dimiliki pengusaha Yahudi dari Perancis, maka pengusaha air mineral Muslim dari Indonesia, Haji Ardju Fahadaina MSc tidak kenal menyerah dan berusaha untuk terus memenangkan persaingan bisnis air mineral, dengan mendirikan PT Ufia Tirta Mulia yang memproduksi air minum bermineral, berdoa dan beramal merek “Ufia”.

   Salah satu strateginya adalah semakin menggiatkan amal usahanya dengan memberikan zakat dan shodaqoh dari hasil keuntungan perusahaannya kepada fakir, miskin dan anak yatim serta memberikan bantuan pendidikan kepada anak-anak penghafal Al Qur’an. Selain itu terus melakukan promosi di kalangan umat Islam Indonesia yang belum sadar akan pentingnya air minum yang diproduksi oleh pengusaha Muslim sendiri. 

   “Saya kira apa yang dilakukan oleh Haji Ardju perlu dijadikan contoh keteladanan bagi para pengusaha Muslim lainnya, yakni dengan menyisihkan keuntungannya berupa infaq Rp 15 untuk per liter air minum merek Ufia yang terjual di pasaran. Dengan memperbanyak zakat, shodaqoh dan infaq, akan menjadikan harta semakin barokah.”

   Hal itu dikatakan Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MSc, kepada Suara Islam Online seusai acara “Tabligh Akbar & Santunan Yatim Piatu  dan Anak Dhuafa Penghafal Al Qur’an” yang diadakan dalam rangka Milad ke-3 PT Ufia Tirta Mulia (UTM), produsen air minum doa merek “Ufia” di Masjid Al Ikhlash, Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (23/4).

   Menurut KH Didin Hafidhuddin, PT UTM yang didirikan Haji Ardju adalah sebuah perusahaan air minum yang didesain untuk kepentingan umat Islam. Dalam hal ini Haji Ardju tidak sekedar berteori yang muluk-muluk, tetapi sudah menjalankannya secara konkret dengan mendirikan perusahaan air minum mineral yang mampu menampung puluhan tenaga kerja.

   Dikatakannya, kalau para pengusaha Muslim selalu menjalankan zakat, shodaqoh dan infaq, maka hartanya akan semakin barokah dengan mendapatkan keuntungan akhirat dengan memberikan keuntungan dunia berupa material yang berlebih. Barokahnya diantaranya akan diberikan kepercayaan diri yang lebih kuat meski harus menghadapi permasalahan dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat.

Infak Rp 117,5 Juta   

   Sementara itu pada acara tersebut juga diserahkan infaq sebesar Rp 117,5 juta kepada BAZNAS yang diterima KH Didin Hafidhuddin. Infaq sebesar itu berasal dari sebagian keuntungan hasil penjualan air minum mineral Ufia selama tahun 2012, dimana setiap liternya diinfaqkan Rp 15, sehingga dalam tahun 2012 berhasil terjual 7,83 juta liter air minum doa merek Ufia. Disebut sebagai air minum doa, karena sejak diambil dari mata air, proses produksi hingga pengemasanya bahkan distribusinya selalu diiringi dengan lantunan ayat-ayat suci Al Qur’an.

   “Memang air minum Ufia rasanya berbeda dengan air minum merek lainnya, karena selalu diiringi dengan sholat, dzikir, doa dan bacaan ayat-ayat suci Al Qur’an, makanya disebut sebagai air minum doa,” ungkap mantan pengusaha pom bensin dan elpiji asli Yogyakarta tersebut. 

   Saat ini diproduksi empat model air minum Ufia, yakni Galon (Rp 9 ribu), botol 600 ml (Rp 26 ribu per kardus), botol 330 ml (Rp 24 ribu per kardus) dan gelas 240 ml (Rp 15 ribu per kardus berisi 48 gelas). Semenytara kapasitas mesin produksi mencapai 70 juta liter per tahun, tetapi baru mampu diproduksi 8 juta liter per tahun atau 11 persen saja. Namun jika beroperasi penuh bisa mencapai 300 juta liter per tahun. Saat ini air minum Ufia sudah dipasarkan se Jabodetabek, Yogyakarta, Cikacap dan Purwokerto.   
“Kalau ingin sukses bisnis, seharusnya kita kembali kepada Al Qur’an dan Al Hadis. Sukses berarti mendapat keberkahan dari Allah Swt. Jadi kita wajib mengejar ukhrowi, tetapi tidak boleh lepas dari cara-cara profesional dalam berbisnis secara Islami. Jangan meniru kebiasaan orang Yahudi dalam berbisnis, yakni dengan mencari keuntungan sebesar-besarnya dan pengorbanan sekecil-kecilnya,” ungkap tokoh bisnis Islami tersebut. 

Zakat 35 Persen

   Kalau biasanya zakat hanya diwajibkan 2,5 persen dari keuntungan suatu perusahaan, namun bagi Haji Ardju Fahadaina MSc, Direktur Utama PT Ufia Tirta Mulia (UTM), Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan merek “Ufia”, zakat infaq dan shodaqohnya (ZIS) tidak tanggung-tanggung yakni sebesar 35 persen dari keuntungan perusahaan setiap tahunnya.

   “Kalau bagi saya zakat, shodaqoh dan infaq tidak hanya 2,5 persen tetapi 35 persen. Saya haqqul yakin, dengan memperbanyak ZIS maka rizki akan semakin bertambah terus, halalal thayyiban serta barokah,” ungkap Direktur Utama sekaligus owner perusahaan air minum Ufia tersebut.

   Menurut Haji Ardju, semisal keuntungan perusahaannya pertahun sebesar Rp 4 miliar, maka yang dikeluarkan untuk zakat Rp 100 juta (2,5 persen), infaq Rp 1,3 miliar (32,5 persen). Sedangkan sisanya untuk pengembangan usaha Rp 1,3 miliar (32,5 persen) dan kesejahteraan keluarga Rp 1,3 miliar (32,5 persen).

   Dikatakannya, dirinya haqqul yakin akan janji Allah SWT  seperti dalam Al Qur’an Surat An Nisa’ ayat 40: “... dan jika ada kebaikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipatgandakan dan akan memberikan pahala yang besar dari sisi-Nya.” Sehingga dirinya tidak khawatir sedikitpun meski ZIS perusahaannya mencapai 35 persen dari keuntungan setiap tahunnya.

   Meski baru berusia 3 tahun, terbukti perusahaan air minum yang didirikannya, PT UTM yang memproduksi air minum bermineral dan beramal merek Ufia, berkembang cukup pesat. Kalau tahun  pertama (2010) hanya mampu menjual 1,8 juta liter, tahun kedua (2011) sudah mampu menjual 8 juta liter atau mengalami kenaikan lebih dari 400 persen sehingga pemasarannya tersebar di seluruh Pulau Jawa.

   Sedangkan tahun ketiga  (2012) mengalami sedikit penurunan dimana hanya mampu menjual 7,83 juta liter. Hal itu disebabkan karena adanya mis manajemen dan pencurian di perusahaannya. Namun setelah pencurian dan mis manajemen berhasil diatasi, maka tahun 2013 ini diharapkan hasil penjualan akan mengalami kenaikan dengan pesat.

   “Insya’Allah, dengan minum air Ufia, anda akan mendapatkan kenikmatan berupa kesegaran, kesehatan dan keberkahan hidup serta mendapatkan kenikmatan akhirat berupa pahala,” ungkap KH Didin Hafidhuddin.

   Sedangkan sumber air minum Ufia diambil dari mata air Gunung Pangrango yang terletak di Desa Cinagara, Caringin, Bogor, Jawa Barat dengan kapasitas 30 liter/detik, yang diproses secara hygienis dan modern dengan teknologi mutakhir water treatment  dan dilengkapi dengan sinar ultraviolet dan ozonisasi untuk membunuh dan membersihkan kuman secara maksimal.

   “Saya memiliki visi agar air minum Ufia menjadi perusahaan air minum dalam kemasan terkemuka, Islami, menjadi pilihan masyarakat Indonesia serta selalu dalam ridho Illahi,” ungkap Haji Ardju yang dikenal sebagai pengusaha Muslim yang dekat dengan para ulama tersebut. (*)