
Jakarta
(SI ONLINE) - Di tengah-tengah persaingan ketat bisnis air minum
mineral, dimana saat ini dikuasai air mineral terkenal yang sering
muncul pada iklan di televisi yang dimiliki pengusaha Yahudi dari
Perancis, maka pengusaha air mineral Muslim dari Indonesia, Haji Ardju
Fahadaina MSc tidak kenal menyerah dan berusaha untuk terus memenangkan
persaingan bisnis air mineral, dengan mendirikan PT Ufia Tirta Mulia
yang memproduksi air minum bermineral, berdoa dan beramal merek “Ufia”.
Salah satu strateginya adalah semakin menggiatkan amal usahanya dengan
memberikan zakat dan shodaqoh dari hasil keuntungan perusahaannya kepada
fakir, miskin dan anak yatim serta memberikan bantuan pendidikan kepada
anak-anak penghafal Al Qur’an. Selain itu terus melakukan promosi di
kalangan umat Islam Indonesia yang belum sadar akan pentingnya air minum
yang diproduksi oleh pengusaha Muslim sendiri.
“Saya kira apa yang dilakukan oleh Haji Ardju perlu dijadikan contoh
keteladanan bagi para pengusaha Muslim lainnya, yakni dengan menyisihkan
keuntungannya berupa infaq Rp 15 untuk per liter air minum merek Ufia
yang terjual di pasaran. Dengan memperbanyak zakat, shodaqoh dan infaq,
akan menjadikan harta semakin barokah.”
Hal itu dikatakan Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Prof Dr
KH Didin Hafidhuddin MSc, kepada Suara Islam Online seusai acara
“Tabligh Akbar & Santunan Yatim Piatu dan Anak Dhuafa Penghafal Al
Qur’an” yang diadakan dalam rangka Milad ke-3 PT Ufia Tirta Mulia (UTM),
produsen air minum doa merek “Ufia” di Masjid Al Ikhlash, Jatipadang,
Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (23/4).
Menurut KH Didin Hafidhuddin, PT UTM yang didirikan Haji Ardju adalah
sebuah perusahaan air minum yang didesain untuk kepentingan umat Islam.
Dalam hal ini Haji Ardju tidak sekedar berteori yang muluk-muluk, tetapi
sudah menjalankannya secara konkret dengan mendirikan perusahaan air
minum mineral yang mampu menampung puluhan tenaga kerja.
Dikatakannya, kalau para pengusaha Muslim selalu menjalankan zakat,
shodaqoh dan infaq, maka hartanya akan semakin barokah dengan
mendapatkan keuntungan akhirat dengan memberikan keuntungan dunia berupa
material yang berlebih. Barokahnya diantaranya akan diberikan
kepercayaan diri yang lebih kuat meski harus menghadapi permasalahan
dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat.
Infak Rp 117,5 Juta
Sementara itu pada acara tersebut juga diserahkan infaq sebesar Rp 117,5
juta kepada BAZNAS yang diterima KH Didin Hafidhuddin. Infaq sebesar
itu berasal dari sebagian keuntungan hasil penjualan air minum mineral
Ufia selama tahun 2012, dimana setiap liternya diinfaqkan Rp 15,
sehingga dalam tahun 2012 berhasil terjual 7,83 juta liter air minum doa
merek Ufia. Disebut sebagai air minum doa, karena sejak diambil dari
mata air, proses produksi hingga pengemasanya bahkan distribusinya
selalu diiringi dengan lantunan ayat-ayat suci Al Qur’an.
“Memang air minum Ufia rasanya berbeda dengan air minum merek lainnya,
karena selalu diiringi dengan sholat, dzikir, doa dan bacaan ayat-ayat
suci Al Qur’an, makanya disebut sebagai air minum doa,” ungkap mantan
pengusaha pom bensin dan elpiji asli Yogyakarta tersebut.
Saat ini diproduksi empat model air minum Ufia, yakni Galon (Rp 9 ribu),
botol 600 ml (Rp 26 ribu per kardus), botol 330 ml (Rp 24 ribu per
kardus) dan gelas 240 ml (Rp 15 ribu per kardus berisi 48 gelas).
Semenytara kapasitas mesin produksi mencapai 70 juta liter per tahun,
tetapi baru mampu diproduksi 8 juta liter per tahun atau 11 persen saja.
Namun jika beroperasi penuh bisa mencapai 300 juta liter per tahun.
Saat ini air minum Ufia sudah dipasarkan se Jabodetabek, Yogyakarta,
Cikacap dan Purwokerto.
“Kalau
ingin sukses bisnis, seharusnya kita kembali kepada Al Qur’an dan Al
Hadis. Sukses berarti mendapat keberkahan dari Allah Swt. Jadi kita
wajib mengejar ukhrowi, tetapi tidak boleh lepas dari cara-cara
profesional dalam berbisnis secara Islami. Jangan meniru kebiasaan orang
Yahudi dalam berbisnis, yakni dengan mencari keuntungan
sebesar-besarnya dan pengorbanan sekecil-kecilnya,” ungkap tokoh bisnis
Islami tersebut.
Zakat 35 Persen
Kalau biasanya zakat hanya diwajibkan 2,5 persen dari keuntungan suatu
perusahaan, namun bagi Haji Ardju Fahadaina MSc, Direktur Utama PT Ufia
Tirta Mulia (UTM), Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan
merek “Ufia”, zakat infaq dan shodaqohnya (ZIS) tidak tanggung-tanggung
yakni sebesar 35 persen dari keuntungan perusahaan setiap tahunnya.
“Kalau bagi saya zakat, shodaqoh dan infaq tidak hanya 2,5 persen tetapi
35 persen. Saya haqqul yakin, dengan memperbanyak ZIS maka rizki akan
semakin bertambah terus, halalal thayyiban serta barokah,” ungkap
Direktur Utama sekaligus owner perusahaan air minum Ufia tersebut.
Menurut Haji Ardju, semisal keuntungan perusahaannya pertahun sebesar Rp
4 miliar, maka yang dikeluarkan untuk zakat Rp 100 juta (2,5 persen),
infaq Rp 1,3 miliar (32,5 persen). Sedangkan sisanya untuk pengembangan
usaha Rp 1,3 miliar (32,5 persen) dan kesejahteraan keluarga Rp 1,3
miliar (32,5 persen).
Dikatakannya, dirinya haqqul yakin akan janji Allah SWT seperti dalam
Al Qur’an Surat An Nisa’ ayat 40: “... dan jika ada kebaikan sebesar
zarrah, niscaya Allah akan melipatgandakan dan akan memberikan pahala
yang besar dari sisi-Nya.” Sehingga dirinya tidak khawatir sedikitpun
meski ZIS perusahaannya mencapai 35 persen dari keuntungan setiap
tahunnya.
Meski baru berusia 3 tahun, terbukti perusahaan air minum yang
didirikannya, PT UTM yang memproduksi air minum bermineral dan beramal
merek Ufia, berkembang cukup pesat. Kalau tahun pertama (2010) hanya
mampu menjual 1,8 juta liter, tahun kedua (2011) sudah mampu menjual 8
juta liter atau mengalami kenaikan lebih dari 400 persen sehingga
pemasarannya tersebar di seluruh Pulau Jawa.
Sedangkan tahun ketiga (2012) mengalami sedikit penurunan dimana hanya
mampu menjual 7,83 juta liter. Hal itu disebabkan karena adanya mis
manajemen dan pencurian di perusahaannya. Namun setelah pencurian dan
mis manajemen berhasil diatasi, maka tahun 2013 ini diharapkan hasil
penjualan akan mengalami kenaikan dengan pesat.
“Insya’Allah, dengan minum air Ufia, anda akan mendapatkan kenikmatan
berupa kesegaran, kesehatan dan keberkahan hidup serta mendapatkan
kenikmatan akhirat berupa pahala,” ungkap KH Didin Hafidhuddin.
Sedangkan sumber air minum Ufia diambil dari mata air Gunung Pangrango
yang terletak di Desa Cinagara, Caringin, Bogor, Jawa Barat dengan
kapasitas 30 liter/detik, yang diproses secara hygienis dan modern
dengan teknologi mutakhir water treatment dan dilengkapi dengan sinar
ultraviolet dan ozonisasi untuk membunuh dan membersihkan kuman secara
maksimal.
“Saya memiliki visi agar air minum Ufia menjadi perusahaan air minum
dalam kemasan terkemuka, Islami, menjadi pilihan masyarakat Indonesia
serta selalu dalam ridho Illahi,” ungkap Haji Ardju yang dikenal sebagai
pengusaha Muslim yang dekat dengan para ulama tersebut. (*)